Siapa Sih Stevanus Okky Itu?

Foto saya
Nothing Special, hanya seorang pemuda yang ingin mengubah dunia yang lebih baik dengan pikirannya

Kamis, 03 September 2009

Saatnya Yang Muda


Bukan karena saya anak muda maka saya menulis post ini. Terlebih karena saya ingin merubah frame yang sudah salah dan berkembang luas di Indonesia.
Seiring dengan perkembangan waktu, paradigma pemikiran agaknya mulai berubah. banyak negara-negara besar, mengadalkan otak pemikiran anak muda untuk mengubah dunia. Amerika contohnya, mengandalkan Barack Obamma yang nota bene berjiwa muda, dan memiliki impian-impian serta kreativitas, berusaha menerapkan sistem-sistem baru yang diharapkan akan merubah pola lama Amerika terhadap musuh dan Sahabatnya. Obamma mencoba mengajukan kontrak perdamaian dunia dengan menghentikan perang-perang yang marak terjadi pada masa kepemimpinan presiden sebelumnya.
Begitu juga dengan jalannya roda perusahaan maupun organisasi dalam lingkup yag lebih kecil. Kreativitas dan semamngat. itulah yang dari dulu menjadi kunci pengembangan dalam segi apapun. dan kedua hal tadi sangat tepat bila diserahkan pada anak-anak muda, pasalnya semangat tidak pernah puas menjadi tonggak kemajuan banyak hal, dan menjadi kunci sebuah keberhasilan maksimal.
Lantas apa orang tua tidak bisa? jawabannya bisa. Orang tua tidak sepenuhnya salah, bisa dibilang mereka satu langkah didepan anak muda, pengalaman sudah banyak mengajarkan resiko dan pertimbangan-pertimbangan kepadanya.
Letak posisi paling strategis untuk rang tua adalah membimbing dan mengawasi. Seharusnya hanya sebatas itu, karena pemikiran anak muda itu luas. Bahkan bisa dikatakan tak ada yang tak mugkin. namun peran orang tua disini menjadi pengingat, penasehat, dan juga kontroling. karena jelas tidak semua keputusan menjadi benar ditangan anak muda. namun apa salahnya bila orang tua hanya memberi pengaraha dan mengingatkan.
Intinya disini saya mencoba menghimbau, agar otoritas, senioritas harus dikesampingkan. biarkan anak muda yang memimpin. bukti konkrit sudah dilakukan para pemuda jaman perjuangan dulu. mereka rela mati dan berada digaris depan untuk merebut kemerdekaan.
Sekarang masalah kebesaran hati, banyak orang tua yang merasa, "Oang tua kok diatus sama anak kemaren sore..", paradigma ini yang paling mengganjal. karena memimpin tidak harus menjadi atasan. bahkan bila dibina dengan baik, orang tua akan mendapat hasilnya, bahkan menjadi bangga ata prestasi yang dihasilkan binaanya tadi. bayangkan saja jika didepan Bos kita, anak muda tadi tiba-tiba mempromoikan anda, "Ini semua berkat pak. X yang bimbing saya, tanpa dia, mungkin saya akan salah jalan."
Terapkan win-win solution pada masalah ini, dan jika kita mau sedikit saja mengalah, maka hasil maksimal akan diraih. sedikit mundur untuk maju. semoga saja tulisan ini tidak sepenuhnya membela anak muda, namun harapan saya akan menjadi masukan bagi orang tua untuk melangkah.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, tapi jika komentar anda mengandung SARA kata-kata kasar, jorok, dan kurang sopan menurut saya akan saya hapus